Cerita nyata dan sedih tentang kisah cinta diriku
Juragan Casino - Aku seorang wanita. Aku sudah lama tidak menjalin kisah cinta dengan siapapun karena menurutku kalau aku jatuh cinta aku harus siap untuk patah hati . Setelah 4 tahun aku memilih sendiri karena menurutku aku belum siap lagi untuk merasakan sakit hati. Dan aku berpikir aku akan menaati aturan agamaku yang tidak membenarkan adanya pacaran. Aku memang dekat dengan banyak lelaki tetapi aku selalu menganggap mereka teman. Tak satu pun dari mereka yang aku niatkan untuk jatuh cinta keapda mereka . Dan menurtuku hal ini menjadi lebih nyaman. Aku tidak memiliki kekasih tapi aku memiliki banyak teman. Tetapi selama aku dekat dengan teman-teman lelaki ku ya hanya teman biasa saja . Tidak ada chat yang rutin setiap hari .
Aku bukan sosok wanita yang mudah jatuh cinta. yang tidak mudah menjatuhkan hati kepada lelaki.
Aku sulit merasakan srek pada lelaki .. Aku tak pernah merasa sepi tidak memiliki kekasih karena aku memiliki orang tua keluarga yang sangat menyayangiku, sahabat-sahabatku dan teman-teman yang sangat baik.
Kali ini aku akna meceritakan kisah ku yang mungkin waktu ini sebenarnya sangat singkat namun memberi kepedihan di hati.
Saat itu aku memutuskan untuk resign dari kantor lama ku. Saat itu, teman ku menawarkan untuk memasukkan lamaran pekerjaan ku ke kantor nya karena kekasih temannya akn resign dan sudah mendapatkan pekerjaan baru.
Akhirnya aku bekerja di kantor teman ku itu . Hari pertama ku bekerja aku berkenalan dengan orang-orang yang ada disana. Tetapi ada lelaki yang menuju meja kerja ku karena juga membicarakan pekerjaan dengan temanku (yang akan aku gantikan posisinya). Lalu aku berkenalan dengan lelaki itu. Ntah kenapa dari awal aku merasa ada yang berbeda dengan lelaki itu . Saat pulang ke rumah aku pun menceritakan lelaki itu kepada ibu ku dengan senang hati dan sebenarnya aku juga menceritakan yang tidak penting. Hari demi hari aku lalui bekerja di kantor baru ku . hari demi hari aku dan dia sering berbincang tentang sesuatu yang tidak penting selain membicarakan pekerjaan.
Sampai pada akhirnya saat aku sedang dalam perjalanan. tak lama aku membuka dan membaca email itu . masuk chat dari dia yang membicarakan email tersebut. Dan saat itu hari jumat, lalu aku balas seperlunya dan dia katakan selamat berlibur. Di awal aku tidak terlalu menanggapi chat darinya dan tidak ingin terlalu dekat dengannya karena aku tahu dia sudah memiliki kekasih aku wanita yang memiliki prinsip tidakakan pernah mengganggu hubungan orang lain . karena aku selalu berpikir bagaimana jika aku memiliki kekasih dan kekasih ku diganggun dan didekati wanita lain aku pasti merasa kesal.
Semakin hari kami semakin dekat dan dia sering main ke meja ku hanya untu sekedar menyapa, bercanda dan membicarakan hal-hal yang tak penting. Dua bulan stelah aku bekerja di kantor itu dia mulai sering menyapa ku lewat chat . Aku masih bersikap biasa dan membalas seperlunya.
sampai pada akhirnya kami sering chat sampe malam hari akan tetapi ketika dia membalas dan aku sudah tertidur aku tidak membalas lagi chatnya lagi Awalnya belum terlalu rutin juga kami chat bersama . Tetapi lama-lama aku menyadari kenapa setiap mendekati weekend dia pasti chat aku.
sampai pada akhirnya kami sering chat sampe malam hari akan tetapi ketika dia membalas dan aku sudah tertidur aku tidak membalas lagi chatnya lagi Awalnya belum terlalu rutin juga kami chat bersama . Tetapi lama-lama aku menyadari kenapa setiap mendekati weekend dia pasti chat aku.
Seketika aku berpikir apakah dia tetap mau kontek dengan ku karena sat weekend kita tidak akan bertemuseehingga tidak bisa bercerita hal yang tak penting. Untuk itu dia chat aku karena dia ingin tahu dengan biasa saja. disini aku juga masih merasa biasa dengan dia karena aku masih berpikir dia dekat bahkan dia sudah tidak memanggilku lagi dengan sebutan khusus untuk ku dari dia dan semua orang di kantor pun mengetahuinya.
Pada suatu hari kita sedang bercanda , ngobrol seperti bisa tertawa bersama, tetapi dia harus ke ruangan atasannya karena ada pekerjaan . Saat jam pulang kantor aku pulang dan dia masih ada di dalam ruangan atasannya . Saat di perjalanan pulang . Ada chat dari dia "Parah, aku ditinggal balik"
darinya itu , sampai larut malam kita chat dan saat itu dia bilang sudah sana tidur sudah malam, kita lanjut besok lagi akan tetapi keesokan harinya aku tidak membalasnya lagi . Dia chat aku lagi dan sebenarnya setiap pembicaraan kita di chat tida ada yang penting. hari semakin hari chat kita semakin rutin dan menjadi setiap hari. Ketia aku tidak membalas chat nya dia selalu memanggilku berulang kali . Untuk itu aku selalu membalas chatnya walaupun keesokan harinya aku dan dia bertemu di kantor. Semakin hari kami semakin dekat . Dan di kantor pun kita smeakin dekat dan sikap kita mungkin menurut orang lain seperti orang yang pacaran. Dia sering mengajak ku sholat berjamaah arena dia bilang dia ingin jadi imam ku pada sholat-sholat ku.
Suatu hari dia harus melakukan perjalanan dinas ke luar kota dari kantor. Sebelum dia pergi ke luar kita kami sempat jalan berdua . Awalnya dia minta untuk antarkan aku untuk suatu hal , namun dia menjemputku aku bilang ya sudah yuk langsung kita ke tempat itu . Dia bilang aku ga bawa property untuk kita . ketinggalan. Lalu aku memarahi dia tujuan kita kan itu gimana bisa propertinya ketinggalan?Dia hanya tertawa jahil dan dia bilan kita jalan-jalan saja. Akhirnya kami jalan, makan, ngobrol sepanjang jalan. Setelah itu aku pulang ke rumah dan diantar olehnya. setelah pergi dia chat aku juga dan berulang kali bilang makasih karena sudah anter dia . Berulang kali juga minta maaf karena merasa selama perjalanan dia banyak bercerita . Esoknya dia harus ke luar kota dan dengan pesawat keberangkatan pagi sekali. Dia meminta ku untuk membangunkan agar tidak terlambat. saat dia di luar kota dia menelpon kuterus . kami sering telponan di pagi hai dan malam hari. dan dia sangat amat rajin chat aku , terus memanggilku di chat apabila aku membalas . Di kantor pun semakin dekat dan menurutku perlakuan dia semakin tidak biasa kepada ku . Aku tidak pernah
bercerita kepada siapapun di kantor tentang rutinitas kita di chat, kedekatan kita. Dia selalu melaporkan apa saja yang dia lakukan kepada ku. Sampai pada akhirnya saat kita chat aku membalas dengan maksud bercanda yang mengatakan “awas nanti kamu baper sama aku”. Dan dia mengatakan “iya aku taku baper sama kamu, takut pake bgtzzz”. Disitu aku pun erasa senang dan aku mencoba mengalihkan pembicaraan karena lagi-lagi aku mengingat dia sudah memiliki kekasih.
Setelah chat itu dia semakin dekat dengan ku di kantor. Semakin tidak peduli dengan pandangan orang lain tentang kita. Sampai pada akhirnya teman dekat ku bertanya kepada ku “kalian ada hubungan yang gak biasa ya”. Aku tertawa dan menjawab “ngga, dia kan emang gitu iseng ke semua cewek”. Teman ku senyum. Tapi hari itu temanku chat dan bertanya “kalian bener ga ada apa apa? Soalnya aku ngeliatnya kalian tuh beda. Apalagi dari cowoknya keliatan dia nyaman banget dan kaya orang sayang ke kamu”. Akhirnya aku bercerita pada teman ku itu dan aku katakan pada teman ku bahwa aku gamau di keadaan seperti ini karena aku jahat. Aku jahat karena dia sudah punya pacar. Aku kasian sama pacarnya. Teman ku bilang lebih baik kalian bicarakan berdua.
Aku dan dia terus berlarut dalam kedekatan kami di dunia nyata dan chat. Di kantor pun dia sering chat aku, padahal dia ada di meja dia dan aku ada di meja ku. Dan saat dia ada pekerjaan di ruangan atasannya dia bilang padaku dia tidak bisa ke meja ku karena dia banyak pekerjaan. Saat itu aku sempat membahas pacarnya dan awalnya dia biasa saja lama-lama dia seperti marah. Dia tidak membalas chat ku lagi dan tidak mencari ku lagi. Di kantor pun dia mendiamkan aku. Keesokan harinya aku tana sama dia “kamu marah sama aku? Marah karena chat terakhir kita (chat ku yang membahas pacarnya)?. Dia bilang tidak. Dia marah tapi bisa sama siapa saja. Ya sudah aku bilang oke mungkin aku yg terlalu perasa.
Tiga hari kami tidak chat dan di kantor dia pun mendiamkan aku. Keesokan harinya ia melewati meja ku dan memegang kepala ku. Aku hanya tersenyum. Setelah itu dia menghampiri ku lagi ke meja ku tapi aku bersikap biasa dan dingin. Aku bilang ke teman ku bahwa aku tidak mau dekat lagi dengan dia mau biasa saja kalau bisa menjauh perlahan karena tidak mau mengganggu hubungan dengan pacarnya. Keesokan hari dia menghampiri ku lagi ke meja ku. Aku tertawa biasa kepadanya. Dia dengan keisengannya seperti biasa. Namun disitu aku sudah tidak berharap lagi dekat dengannya. Akan tetapi, pada malam harinya dia chat aku lagi. Seketika niat move on aku hancur. Tapi aku membalas dengan biasa. Weekend dia pun chat aku tapi waaktu itu dia tidak read chat aku sampai besok pagi. Lalu aku bertanya sama dia kenapa chat aku di read aja ngga. Dia bilang dia sakit, ga enak badan. Lalu kukatakan ya udah isirahat, km pulang malem terus makanya sakit. Saat dia sakit dia tidak begitu cepat membalas chat ku dan aku pun memakluminya. Keesokan harinya dia tidak masuk kantor karena dia bilang tidak kuat. Tapi kami tetap chat. Keesokan harinya dia masuk kantor tetapi datang siang. Dia menghampiri meja ku dan aku bertanya kamu sakit apa? Dia bilang dia pusing, panas, dll. Aku tidak tega meliha dia sakit, aku beri perhatian ke dia, aku urus dia di kantor saat dia sakit. Saat itu aku merasa move on aku hancur sehancur-hancurnya. Aku pun tidak tega melihat dia yang sakit. Setelah dia sakit aku merasa hubungan kita semakindekat dan semakin semakin tidak biasa.
Suatu hari teman-teman kantor ku bertanya pada ku. Tidak hanya 1 atau 2 orang saja yang bertanya. Kalian pacaran? Aku bilang tidak kita temenan saja dia kan punya pacar. Saat aku mengatakan itu. Sebenarnya aku merasa sakit. Entah kenapa.
Dia tidak pernah sarapan di pagi hari. Ketika dia sakit dia titip sarapan kepada ku. Aku belikan sarapan, aku ambilkan piring untuk dia makan, minum ku diminum olehnya. Semakin hari kita semakin dekat. Tidak terasa kita sudah hamper 3 bulan dekat. 3 bulan tapi terasa seperti 3 tahun. Dia salah satu orang yang jaim, terlihat bijak dan serius. Tetapi ketika saat bersamaku dia sama sekaali tidak seperti itu. Dia menjadi orang yang super manja, humoris, sama sekali tidak jaim kepadaku.
Hari semakin hari aku semakin glau dengan kedekatan kita. Satu per satu teman dekat ku aku ceritakan tenang kita. Aku butuh saran dari mereka tentang kesalahan ini. Namun aku tidak pernah bertanya kepada dia apa sebenarnya kita ini?.
Aku lupa, dia juga sering mengatakan dia cemburu kalau aku sama teman lelakiku.
Semakin hari aku semakin galau dengan kedekatan kita dan aku merasa dia semakin lama membalas chat ku. Tapi ketika aku lama mebalas chat dia, dia selalu berkata lama sekali, jangan sibuk sibuk. Tetapi aku merasa ada yang berbeda akhir-akhir ini dengan chat dia yg membalas lama dan aku pun jadi malas untuk membalas cepat. Sampai suatu hatri dia chat aku dan aku membals besok pagi dan dia tidak bertanya sama sekali aku kemana. Padahal biasanya dia selalu bertanya, kamu kemana? Tapi kali ini tidak. Aku terus berdoa pad Allah tolong berikan petunjuk tentang aku dan dia. Sampai waaktu itu aku tidak membalas chatnya dan aku sampai di kantor dia pun tidak bertanya sama sekali. Sat itu hari senin, aku mendengar percakapan dia denga teman ku yang mengatakan dia akan cuti dan akan pulang bersama neneknya. Aku langsung menanyakan pada dia dia depan temanku “km pulang mau lamaran?”. Dengan lantang dia bilang “ngga”. Aku bilang “iya kamu mau lamaran”. Dia tetap bilang “ngga”. Aku diam dan bête sama dia. Tapi dia tetap mendekati ku dan berusaha tidak membuat ku bête dan marah. Hari itu aku banyak pekerjaan dan mengharusan aku lembur. Dia pun begitu. Namun aku pulang lebih dahulu. Saat di rumah aku ingat bahwa charger hp ku ketinggalan. Aku chat dia yang mengatakan minta tolong simpankan chargean hp ku. Tapi dia bilang sudah dekat kostan, maaf ya. Ku bilang yaudah gapapa, makasih ya. Dia menjawab ya dengan singkat. Disitu aku semakin merasa dia menjauhi ku dan aku mulai ikhlaskan itu semua. Keesokan paginya benar dia tidak chat aku dan aku merasa ya sudah mungkin ini jawaban dari doa doa ku yang menunjukkan aku dan dia harus berhenti. Aku ikhlas. Walaupun dia sudah tidak chat aku lagi tetapi di kantor dia masih bersikap biasa. Tidak masalh bagiku. Karena menurutku aku akan biasa saja kalu di kantor kita tetap bercanda namun kita tidak lagi chat setiap harinya ya walaupun yang kita bicarakan tidak penting. Sampai aku pulang dia juga tidak chat aku.
Aku merasa senaang karena mungkin dia sudah sadar bahwa dia punya pacar jadi tidak seharusnya kita dekat dan chat yang rutin. Tapi ketika malam tiba ada notofikasi dari hp ku dan ternyata benar dia menghubungi ku lagi. Dia chat sampai lima kali karena aku tidak mebalas dalam jangka waktu 10 menit. Saat iti move on ku hancur lagi dengan seketika. Aku merasa senang sekali dia datang lagi. Aku bahagia banget saat itu. Akhirnya kita chat seperti biasa. Kesesokan harinya dia pun chat aku di pagi hari dan ingin menitip mebeli sarapan tapi saat aku Tanya dia tidak embalas. Saat aku sampai kantor aku lihat ada miscall dainya di kedua hp ku. Aku bilang kamu telat sih. Hehehe. Dan di kantor dia bersikap seperti saat kita dekat, mengajak sholat bareng dan lain-lain. Saat aku ingin pulang dia menghampiri ke meja ku berbisik besok aku titip sarapan ya, aku Tanya. Mau apa? Dia bilang yaudah nanti aja aku chat kamu ya. Aku pulang dengan hati sangat gembira karena dia bersikap seperti itu lagi pada ku. Sampai di rumah, sampai jam 10 malam aku menanti chat dari dia. Sampai akhirnya aku bertanya sama teman ku yang satu tema dengan dia, dia tadi pulang jam berapa ya? Habis maghrib. Seketika aku kecewa, aku kira dia tidak chat aku karena masih di kantor tapi ternayata tidak. Dia tidak menepati janjinya kepada ku untuk chat aku. Aku merasa marah dan kecewa. Dan saat itu pula aku merasa aku bodoh menanti chat dari nya. Keeseokan harinya sampai akau berangkat ke kantor dia tidak chat aku juga tapi aku tetap membelikan titipan sarapan untuk dia. Saat di kantor teryata ada chat dari dia. Tapi aku sudah marah sama dia. Aku cuekin dia, diemin dia dan dia membujuk ku terus. Aku marah dan kecewa sama sikap dia yang tidak meepati janjinya. Entah kenapa aku merasa kesal dan kecewa. Dengan manja dia meminta aku menyuapi dia dan dia berkata akan menyuapi ku. Aku tetap diam dan marah sama dia. Dia makan di meja ku tetapi aku cuekin dia. Berkali kali dia bertanya aku kenapa.
Seteah selesai makan, dia ke meja kerja nya dan chat aku sambil bertanya kamu kenapa? Ngambek ya? Ngambek kenapa? Aku Cuma menjawab gak ngambek, gapapa. Sampai sore harinya pun dia masih bertanya kepada ku kenapa aku ngambek dan berbeda dari hari biasanya. Aku tetap maraah dan diam. Skeesokan harinya dia akan cuti untu pulang. Entah kenapa firasat ku mengatakan dia akan lamaran. Aku mencoba mencari tahu dari social media kekasihnya. Selama dia pulang dan saat aku marah pada dia, dia tidah chat aku sama sekali. Saat hari sabtu aku membuka social media kekasihnya, daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnn aku menemukan foto mereka bersama keluarga mereka. Betul saja dia lamaran dengan kekasihnya. Seketika aku kecewa, aku sedih. Keesokan harinya aku chat dia dengan mengirm foto itu tanpa berkata-kata. Dia pun disitu masih memanggilku dengan sebutan seperti biasanya. Aku tidak membalas chatnya.
Setelah di kantor banyak yang memberikan selamat kepada dia. Aku diam. Aku berpikir tidak akan memberikan selamat pada dia. Setelah dia lamaran sikap dia berubah total. Dia tidak menyapa ku. Bukan hanya saja aku. Tetapi semua teman-teman ku. Semua wanita muda yang ada di kantor. Dia bersikap seolah olah tidak mengenalku sama sekali. Dia benar benar tidak menyapa siapa pun.
Aku pun juga diam, bersikap biasa dan salah seorang teman ku memberi tahu kapan dia menikah. Jujur aku sedih sekali. Setelah beberapa hari aku berpikir aku harus bertanya pada dia. Akhirnya aku mengirm chat pada dia dengan kata-kata yang sangat panjang. Bukan. Aku bukan mencela dia. Aku bertanya baik-baik apa maksud dia selam ini kepada ku. Kenapa saat aku Tanya dia mau lamaran dia jawab tidak. Kenapa dia setiap hari chat aku dan sebagainya. Tapi dia tak menjawab semua pertanyaan itu. Aku memberi tahu kepad adia bahwa aku baper dengan keadaan ini. Aku sudah jujur semuanya. Tapi dia kenapa dia tidak mengakuinya?
Hal yang aku masih tidak bisa terima adalah dia tidak meberikan sepatah dua patah kata Pun kepada aku. Andai saja saat aku bertanya dia mau lamaran ya dan dia menjawab ya, doain ya. Itu menjadi lebih lega buat aku. Tapi ini tidak. Andai saja dia berpamitan dia akan lamaraan, mungkin sakit tapi menurutku jauh lebih lega.
bercerita kepada siapapun di kantor tentang rutinitas kita di chat, kedekatan kita. Dia selalu melaporkan apa saja yang dia lakukan kepada ku. Sampai pada akhirnya saat kita chat aku membalas dengan maksud bercanda yang mengatakan “awas nanti kamu baper sama aku”. Dan dia mengatakan “iya aku taku baper sama kamu, takut pake bgtzzz”. Disitu aku pun erasa senang dan aku mencoba mengalihkan pembicaraan karena lagi-lagi aku mengingat dia sudah memiliki kekasih.
Setelah chat itu dia semakin dekat dengan ku di kantor. Semakin tidak peduli dengan pandangan orang lain tentang kita. Sampai pada akhirnya teman dekat ku bertanya kepada ku “kalian ada hubungan yang gak biasa ya”. Aku tertawa dan menjawab “ngga, dia kan emang gitu iseng ke semua cewek”. Teman ku senyum. Tapi hari itu temanku chat dan bertanya “kalian bener ga ada apa apa? Soalnya aku ngeliatnya kalian tuh beda. Apalagi dari cowoknya keliatan dia nyaman banget dan kaya orang sayang ke kamu”. Akhirnya aku bercerita pada teman ku itu dan aku katakan pada teman ku bahwa aku gamau di keadaan seperti ini karena aku jahat. Aku jahat karena dia sudah punya pacar. Aku kasian sama pacarnya. Teman ku bilang lebih baik kalian bicarakan berdua.
Aku dan dia terus berlarut dalam kedekatan kami di dunia nyata dan chat. Di kantor pun dia sering chat aku, padahal dia ada di meja dia dan aku ada di meja ku. Dan saat dia ada pekerjaan di ruangan atasannya dia bilang padaku dia tidak bisa ke meja ku karena dia banyak pekerjaan. Saat itu aku sempat membahas pacarnya dan awalnya dia biasa saja lama-lama dia seperti marah. Dia tidak membalas chat ku lagi dan tidak mencari ku lagi. Di kantor pun dia mendiamkan aku. Keesokan harinya aku tana sama dia “kamu marah sama aku? Marah karena chat terakhir kita (chat ku yang membahas pacarnya)?. Dia bilang tidak. Dia marah tapi bisa sama siapa saja. Ya sudah aku bilang oke mungkin aku yg terlalu perasa.
Tiga hari kami tidak chat dan di kantor dia pun mendiamkan aku. Keesokan harinya ia melewati meja ku dan memegang kepala ku. Aku hanya tersenyum. Setelah itu dia menghampiri ku lagi ke meja ku tapi aku bersikap biasa dan dingin. Aku bilang ke teman ku bahwa aku tidak mau dekat lagi dengan dia mau biasa saja kalau bisa menjauh perlahan karena tidak mau mengganggu hubungan dengan pacarnya. Keesokan hari dia menghampiri ku lagi ke meja ku. Aku tertawa biasa kepadanya. Dia dengan keisengannya seperti biasa. Namun disitu aku sudah tidak berharap lagi dekat dengannya. Akan tetapi, pada malam harinya dia chat aku lagi. Seketika niat move on aku hancur. Tapi aku membalas dengan biasa. Weekend dia pun chat aku tapi waaktu itu dia tidak read chat aku sampai besok pagi. Lalu aku bertanya sama dia kenapa chat aku di read aja ngga. Dia bilang dia sakit, ga enak badan. Lalu kukatakan ya udah isirahat, km pulang malem terus makanya sakit. Saat dia sakit dia tidak begitu cepat membalas chat ku dan aku pun memakluminya. Keesokan harinya dia tidak masuk kantor karena dia bilang tidak kuat. Tapi kami tetap chat. Keesokan harinya dia masuk kantor tetapi datang siang. Dia menghampiri meja ku dan aku bertanya kamu sakit apa? Dia bilang dia pusing, panas, dll. Aku tidak tega meliha dia sakit, aku beri perhatian ke dia, aku urus dia di kantor saat dia sakit. Saat itu aku merasa move on aku hancur sehancur-hancurnya. Aku pun tidak tega melihat dia yang sakit. Setelah dia sakit aku merasa hubungan kita semakindekat dan semakin semakin tidak biasa.
Suatu hari teman-teman kantor ku bertanya pada ku. Tidak hanya 1 atau 2 orang saja yang bertanya. Kalian pacaran? Aku bilang tidak kita temenan saja dia kan punya pacar. Saat aku mengatakan itu. Sebenarnya aku merasa sakit. Entah kenapa.
Dia tidak pernah sarapan di pagi hari. Ketika dia sakit dia titip sarapan kepada ku. Aku belikan sarapan, aku ambilkan piring untuk dia makan, minum ku diminum olehnya. Semakin hari kita semakin dekat. Tidak terasa kita sudah hamper 3 bulan dekat. 3 bulan tapi terasa seperti 3 tahun. Dia salah satu orang yang jaim, terlihat bijak dan serius. Tetapi ketika saat bersamaku dia sama sekaali tidak seperti itu. Dia menjadi orang yang super manja, humoris, sama sekali tidak jaim kepadaku.
Hari semakin hari aku semakin glau dengan kedekatan kita. Satu per satu teman dekat ku aku ceritakan tenang kita. Aku butuh saran dari mereka tentang kesalahan ini. Namun aku tidak pernah bertanya kepada dia apa sebenarnya kita ini?.
Aku lupa, dia juga sering mengatakan dia cemburu kalau aku sama teman lelakiku.
Semakin hari aku semakin galau dengan kedekatan kita dan aku merasa dia semakin lama membalas chat ku. Tapi ketika aku lama mebalas chat dia, dia selalu berkata lama sekali, jangan sibuk sibuk. Tetapi aku merasa ada yang berbeda akhir-akhir ini dengan chat dia yg membalas lama dan aku pun jadi malas untuk membalas cepat. Sampai suatu hatri dia chat aku dan aku membals besok pagi dan dia tidak bertanya sama sekali aku kemana. Padahal biasanya dia selalu bertanya, kamu kemana? Tapi kali ini tidak. Aku terus berdoa pad Allah tolong berikan petunjuk tentang aku dan dia. Sampai waaktu itu aku tidak membalas chatnya dan aku sampai di kantor dia pun tidak bertanya sama sekali. Sat itu hari senin, aku mendengar percakapan dia denga teman ku yang mengatakan dia akan cuti dan akan pulang bersama neneknya. Aku langsung menanyakan pada dia dia depan temanku “km pulang mau lamaran?”. Dengan lantang dia bilang “ngga”. Aku bilang “iya kamu mau lamaran”. Dia tetap bilang “ngga”. Aku diam dan bête sama dia. Tapi dia tetap mendekati ku dan berusaha tidak membuat ku bête dan marah. Hari itu aku banyak pekerjaan dan mengharusan aku lembur. Dia pun begitu. Namun aku pulang lebih dahulu. Saat di rumah aku ingat bahwa charger hp ku ketinggalan. Aku chat dia yang mengatakan minta tolong simpankan chargean hp ku. Tapi dia bilang sudah dekat kostan, maaf ya. Ku bilang yaudah gapapa, makasih ya. Dia menjawab ya dengan singkat. Disitu aku semakin merasa dia menjauhi ku dan aku mulai ikhlaskan itu semua. Keesokan paginya benar dia tidak chat aku dan aku merasa ya sudah mungkin ini jawaban dari doa doa ku yang menunjukkan aku dan dia harus berhenti. Aku ikhlas. Walaupun dia sudah tidak chat aku lagi tetapi di kantor dia masih bersikap biasa. Tidak masalh bagiku. Karena menurutku aku akan biasa saja kalu di kantor kita tetap bercanda namun kita tidak lagi chat setiap harinya ya walaupun yang kita bicarakan tidak penting. Sampai aku pulang dia juga tidak chat aku.
Aku merasa senaang karena mungkin dia sudah sadar bahwa dia punya pacar jadi tidak seharusnya kita dekat dan chat yang rutin. Tapi ketika malam tiba ada notofikasi dari hp ku dan ternyata benar dia menghubungi ku lagi. Dia chat sampai lima kali karena aku tidak mebalas dalam jangka waktu 10 menit. Saat iti move on ku hancur lagi dengan seketika. Aku merasa senang sekali dia datang lagi. Aku bahagia banget saat itu. Akhirnya kita chat seperti biasa. Kesesokan harinya dia pun chat aku di pagi hari dan ingin menitip mebeli sarapan tapi saat aku Tanya dia tidak embalas. Saat aku sampai kantor aku lihat ada miscall dainya di kedua hp ku. Aku bilang kamu telat sih. Hehehe. Dan di kantor dia bersikap seperti saat kita dekat, mengajak sholat bareng dan lain-lain. Saat aku ingin pulang dia menghampiri ke meja ku berbisik besok aku titip sarapan ya, aku Tanya. Mau apa? Dia bilang yaudah nanti aja aku chat kamu ya. Aku pulang dengan hati sangat gembira karena dia bersikap seperti itu lagi pada ku. Sampai di rumah, sampai jam 10 malam aku menanti chat dari dia. Sampai akhirnya aku bertanya sama teman ku yang satu tema dengan dia, dia tadi pulang jam berapa ya? Habis maghrib. Seketika aku kecewa, aku kira dia tidak chat aku karena masih di kantor tapi ternayata tidak. Dia tidak menepati janjinya kepada ku untuk chat aku. Aku merasa marah dan kecewa. Dan saat itu pula aku merasa aku bodoh menanti chat dari nya. Keeseokan harinya sampai akau berangkat ke kantor dia tidak chat aku juga tapi aku tetap membelikan titipan sarapan untuk dia. Saat di kantor teryata ada chat dari dia. Tapi aku sudah marah sama dia. Aku cuekin dia, diemin dia dan dia membujuk ku terus. Aku marah dan kecewa sama sikap dia yang tidak meepati janjinya. Entah kenapa aku merasa kesal dan kecewa. Dengan manja dia meminta aku menyuapi dia dan dia berkata akan menyuapi ku. Aku tetap diam dan marah sama dia. Dia makan di meja ku tetapi aku cuekin dia. Berkali kali dia bertanya aku kenapa.
Seteah selesai makan, dia ke meja kerja nya dan chat aku sambil bertanya kamu kenapa? Ngambek ya? Ngambek kenapa? Aku Cuma menjawab gak ngambek, gapapa. Sampai sore harinya pun dia masih bertanya kepada ku kenapa aku ngambek dan berbeda dari hari biasanya. Aku tetap maraah dan diam. Skeesokan harinya dia akan cuti untu pulang. Entah kenapa firasat ku mengatakan dia akan lamaran. Aku mencoba mencari tahu dari social media kekasihnya. Selama dia pulang dan saat aku marah pada dia, dia tidah chat aku sama sekali. Saat hari sabtu aku membuka social media kekasihnya, daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnn aku menemukan foto mereka bersama keluarga mereka. Betul saja dia lamaran dengan kekasihnya. Seketika aku kecewa, aku sedih. Keesokan harinya aku chat dia dengan mengirm foto itu tanpa berkata-kata. Dia pun disitu masih memanggilku dengan sebutan seperti biasanya. Aku tidak membalas chatnya.
Setelah di kantor banyak yang memberikan selamat kepada dia. Aku diam. Aku berpikir tidak akan memberikan selamat pada dia. Setelah dia lamaran sikap dia berubah total. Dia tidak menyapa ku. Bukan hanya saja aku. Tetapi semua teman-teman ku. Semua wanita muda yang ada di kantor. Dia bersikap seolah olah tidak mengenalku sama sekali. Dia benar benar tidak menyapa siapa pun.
Aku pun juga diam, bersikap biasa dan salah seorang teman ku memberi tahu kapan dia menikah. Jujur aku sedih sekali. Setelah beberapa hari aku berpikir aku harus bertanya pada dia. Akhirnya aku mengirm chat pada dia dengan kata-kata yang sangat panjang. Bukan. Aku bukan mencela dia. Aku bertanya baik-baik apa maksud dia selam ini kepada ku. Kenapa saat aku Tanya dia mau lamaran dia jawab tidak. Kenapa dia setiap hari chat aku dan sebagainya. Tapi dia tak menjawab semua pertanyaan itu. Aku memberi tahu kepad adia bahwa aku baper dengan keadaan ini. Aku sudah jujur semuanya. Tapi dia kenapa dia tidak mengakuinya?
Hal yang aku masih tidak bisa terima adalah dia tidak meberikan sepatah dua patah kata Pun kepada aku. Andai saja saat aku bertanya dia mau lamaran ya dan dia menjawab ya, doain ya. Itu menjadi lebih lega buat aku. Tapi ini tidak. Andai saja dia berpamitan dia akan lamaraan, mungkin sakit tapi menurutku jauh lebih lega.
Tidak ada komentar