SELAMAT DATANG DI WWW.JURAGANCASINO.COM !!! SITUS BETTING CASINO ONLINE TERPERCAYA YANG MENYEDIAKAN PELAYANAN TERBAIK !!! | 1 USER ID BISA UNTUK MEMAINKAN SEMUA PERMAINAN CASINO DAN SABUNG AYAM | Berikut Jadwal BANK OFFLINE : BCA ( Senin - Jumat : 21.00 - 00.30 WIB, Sabtu : 00.00 - 04.00, Minggu : 24 Jam ) BRI ( 22.10 - 05.00 WIB ) Mandiri ( 23.00 - 03.00 WIB ) BNI ( Online 24 Jam ) Danamon ( Online 24 JAM )

Header Ads

JURAGAN CASINO

6 Rahasia Menarik Perhatian Redaktur yang Berkali-kali Menolak Tulisanmu. Nggak Banyak yang Tahu!



Juragan Casino - Saya akan memposisikan diri sebagai seorang awam yang hobi menulis pada kesempatan kali ini. Karena saya tahu tak ada yang ingin dikasihani dengan segala usahanya. Apalagi setelah sekian lama berpikir panjang mencari topik ngechat gebetan untuk menulis dan mengunggahnya ke beberapa situs, tetapi malah tertolak, pastinya akan mengakibatkan getaran hebat pada sistem saraf.

Halah saraf. Tapi tenang, kita berada dalam satu permasalahan yang sama. Tak cuman anda, saya juga pernah ditolak berkali-kali. Meskipun pada akhirnya redakturnya selalu mempublish tulisan saya.

Bahkan ketika kita mencari peruntungan di lain pihak tetap saja kita masih ditolak. Oleh karena itu saatnya saya yang memiliki pengalaman ditolak berkali kali oleh berbagai redaksi mencoba berbagai penolakan tersebut kepada sobat tolak-ers biar tak patah semangat.

1. Posisikan dirimu sebagai pembaca saat mengecek ulang tulisanmu. Ingat, kamu harus obyektif!


Ketika menerima pemberitahuan penolakan dari e-mail, otomatis kita merasa sangat sedih, duka, pilu, bahkan mungkin ada yang tertawa. Apalagi itu baru pertama kali mengunggah sebuah tulisan yang kamu bikin sendiri dan kamu kembangkan sendiri. Bagaikan melihat surat lamaran kerja yang dirobek oleh HRD dan dibuang di depan muka, mungkin seperti itulah gambaran hiperbolanya.

Tapi jangan langsung untuk menghapus segala kenangan pahit isi tulisanmu. Seperti pepatah tua mengatakan, "tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri cina". Kok nggak ada hubungannya? Ya benar, mungkin saja ada ketidakhubungan atau ketidakselarasan pada tulisanmu.

Seperti itulah kira-kira? Mari lihat lagi apa yang mungkin menjadi tidak enak untuk dibaca. Apakah jembatan antar paragraf terlalu jauh sehingga tidak berhubungan atau tidak ada fokus tema pada tulisan. "Revisi nak" anjur dosen pembimbing sambil melempar skripsimu.
2. Meski mengirimkannya ke media massa, tulisanmu tetap harus jujur dan sesuai dengan gayamu. Ini penting, untuk melatih kemampuan menulismu



Ini sebenarnya adalah cara yang paling mudah untuk lancar menulis. Sederhananya wahai makhluk bumi bahwasanya kita memiliki gaya tersendiri dalam tulisan. Ada yang mendayu-dayu bagai pujangga "…lalu akhirnya ku merindumu hanya dalam benakku ketika ku tahu kau tak begitu merindu hadirku".

Ada yang gayanya ilmiah sekali "…sehingga ketika secara substansial tidak ada korelasinya, maka itu bukan jodoh namanya" atau gaya-gaya nyentil "akhirnya kita semua bangsa yang sangat mufakat memiliki solusi untuk mengatasi masalah kita, contohnya debat, hahaha".

Dengan memahami gaya tulisan tersendiri kita akan lebih mudah dalam mengungkapkan pemikiran dan menjadikannya rangkaian tulisan. Seolah-olah berbicara dan curhat dengan layar laptop. Mengalir saja dan akan enak untuk dibaca, khususnya untuk diri sendiri terutama.

3. Demi menjaga 'rasa' dalam tulisanmu, jangan terlalu lama vakum dengan alasan apapun!



Meskipun kita menulis bukan untuk dijadikan novel setebal tembok cina dan setebal perasaanmu tetapi menulis terkadang adalah cara kita untuk mengekspresikan diri. Lalu ketika kita dapat menulis apa yang kita rasakan, pastinya ada perasaan lega yang bergejolak dalam dada.

Walaupun naskah atau tulisan kita akhirnya ditolak dan menambah penderitaan kita dasar bisanya nolak aja, tapi jangan lupa untuk terus menulis. Baik itu sebuah tulisan panjang lebar atau hanya sekedar paragraf semi cerpen yang sering kita unggah ke linimasa media sosial –ini namanya pelampiasan.

Analoginya seperti seekor undur-undur yang ketika kecil kecepatan melangkah mundurnya terlalu lama tetapi karena dia giat untuk melangkah mundur, akhirnya dia bisa menjadi undur-undur yang sesungguhnya. Jadi, jika semakin banyak menulis maka keterampilan menulis juga akan meningkat, minimal dapat mengetik cepat dengan 10 jari lah.

4. Carilah tema tulisan yang nggak monoton, begini penjelasannya…



Referensi itu penting. Bagai sebuah daftar pustaka pada skripsi yang kalau ketinggalan akan mempersulit kelulusan, referensi diperlukan untuk mengembangkan arah dan tujuan tulisanmu. Tak hanya soal tema-nya saja tetapi bisa juga penempatan diksi. Sehingga tulisanmu yang "elo" banget dapat feel-nya.

Mungkin kamu yang memang suka sekali genre romantis-sadis, maka sesekali coba baca kisah kisah Romeo dan Juliet, Tertolaknya Bandung Bondowoso atau Vicky Prasetyo. Dengan adanya berbagai referensi tersebut kamu jadi semakin luwes dalam memasukkan berbagai informasi yang kiranya dapat memperkuat tulisanmu, tentunya dengan pemikiranmu juga di dalamnya.

5. Manfaatkan media sosialmu untuk mempromosikan tulisanmu, supaya orang lain pun tahu kalau kamu sedang berusaha menyampaikan sesuatu



Terkadang setelah berbagai cara kita tempuh tetapi tulisan kita belum juga dapat mengetuk hati kecil sang redaktur, kita mesti mencoba hal yang baru. Salah satunya adalah mencari hal-hal yang sedang populer belakangan ini.

Cara seperti ini dapat membuat tulisanmu "lebih terlihat". Apalagi pada media media yang juga suka menyajikan tulisan yang kekinian. Dengan hal seperti paling tidak kamu dapat membaca situasi dan bersaing dengan mereka yang memiliki tujuan yang sama. Paling tidak jika berhasil hal ini dapat membuka pintu bagi tulisan tulisanmu yang lain, karena kamu sudah dikenal.

6. Tetap gagal juga? Coba deh kamu introspeksi, apakah ada yang salah dengan teknis kepenulisanmu? Misalnya saja, kamu terlalu idealis tanpa tahu apa kemauan pembaca



Ya saya tahu bahwa judul ini terlalu mainstream. Sudah terlalu banyak dibahas di buku buku motivasi, linimasa orang sok bijak dan ucapan ucapan motivator layar kaca. Tapi mau bagaimana lagi, saya menyerah untuk mencari judul lain dan akhirnya memasukkan judul "jangan menyerah".

Kalian tau sendiri bahwa setelah ditolak oleh redaktur redaktur lainnya yang menorehkan luka pedih, bangkit adalah solusinya. Terus menulis dan mengirim tulisanmu hingga mereka yang menyerah.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.