Cara Baru Millenial Tajir Habiskan Uang
Pelangi Casino - Limay Ho, 32 tahun, berasal dari keluarga yang sangat mapan. Orangtuanya membangun kekayaan dengan mendirikan perusahaan asuransi, dan Ho sendiri akan mewarisi harta senilai US$ 1 juta atau Rp14,8 miliar.
Limay Ho, 32 tahun, berasal dari keluarga yang sangat mapan. Orangtuanya membangun kekayaan dengan mendirikan perusahaan asuransi, dan Ho sendiri akan mewarisi harta senilai US$ 1 juta atau Rp14,8 miliar.
Sebagai Direktur Eksekutif Resource Generation, Ho lebih fokus menghabiskan uang, tenaga dan waktunya untuk perubahan sosial.
Bersama dengan rekan-rekannya di Resource Generation, Ho ingin menciptakan perubahan dan keadilan sosial.
Dengan lebih dari 600 anggota yang terdiri dari generasi milienial kaya raya, Resource Generation telah memiliki 16 cabang di seluruh Amerika Serikat.
Mereka menyumbangkan sebagian kekayaan, pendapatan, atau warisan untuk digunakan dalam proyek sosial dan kemanusiaan.
“ Resource Generation didirikan pada 1998 ketika Tracey Hewitt dan Lynne Gerber, dua wanita muda yang mewarisi kekayaan keluarga mereka, merasa tidak cocok dengan filantropi yang mereka ikuti,” jelas Ho kepada Business Insider Singapore.
Keduanya bercita-cita ingin menciptakan ruang bagi orang-orang muda, dengan kekayaan dan warisan yang dimiliki, yang berambisi ingin melakukan perubahan sosial.
Namun, Resource Generation bukanlah sebuah yayasan. Alih-alih memberikan hibah atau menghubungkan donatur ke organisasi, Resource Generation fokus pada pendidikan dan pengembangan keterampilan bagi orang muda kaya yang dapat memberi pengaruh pada perubahan sosial.
“ Misi kami adalah mengorganisir orang-orang muda kaya di barisan 10% teratas untuk menggunakan uang mereka untuk mendukung keadilan rasial dan ekonomi,” kata Ho.
Ho menambahkan Resource Generation melakukan itu dengan memberikan contoh nyata, pelatihan, dan keterampilan.
Cara Mereka Rekrut Anggota
Sejak awal, Resource Generation berkembang dari jaringan donor ke jaringan nasional yang mengatur segalanya, mulai dari gerakan sosial hingga kampanye.
Anggota membayar US$ 250 atau Rp 3,7 juta setiap tahun untuk menjadi bagian dari Resource Generation. Sebagian besar uang itu digunakan untuk biaya operasional organisasi.
Resource Generation tidak menentukan ambang batas kekayaan yang dimiliki anggotanya. Beberapa anggotanya bahkan ada yang tidak memiliki kekayaan sama sekali.
Tetapi mereka memiliki akses ke sumber daya filantropi - seperti jadi anggota dewan yayasan keluarga.
“ Umumnya, semua orang yang terlibat merasa bahwa mereka memiliki atau akan memiliki akses ke lebih banyak sumber daya daripada yang mereka butuhkan,” kata situs web tersebut.
Anggota dapat berkontribusi dengan melakukan segala sesuatu yang bisa memberikan perubahan sosial. Mulai dari terlibat dengan yayasan keluarga mereka hingga meningkatkan jumlah sumbangan pribadi mereka.
Ho merasa bangga bahwa organisasinya berkembang dan mendapat sambutan luar biasa dari generasi milenial, hingga memiliki 16 cabang di seluruh AS.
“ Anggota kami sekarang menyumbangkan uang lebih banyak untuk masalah sosial dibandingkan sebelum menjadi bagian dari Resource Generation,” kata Ho.
Lebih Dermawan
Bicara masalah kepedulian sosial, generasi milenial sangat dermawan dengan waktu, uang, dan tenaga mereka dibandingkan dengan generasi lainnya.
Hal itu diungkapkan Wes Gay, dalam sebuah artikel di Forbes berjudul Millennials Are Effecting Change With Social Responsibility.
Sementara itu, Millennial Impact Project, survei tahunan tentang keterlibatan generasi milenial dengan filantropi, menemukan bahwa mereka menjadi lebih terlibat dengan isu-isu sosial dari tahun 2016 hingga 2017.
Mereka paling tertarik pada masalah hak-hak sipil dan diskriminasi rasial. Business Insider melaporkan World Economic Forum menemukan bahwa generasi milineal sangat peduli tentang isu-isu global, termasuk kemiskinan dan kurangnya peluang ekonomi.
Add caption |
Tidak ada komentar