"Data tahun 2017, secara market size di seluruh dunia Indonesia itu nomor 16 dengan nilai total US$800 juta. Pada tahun 2015 nilainya US$351 juta. Jadi naiknya cukup tinggi," kata Hari di sela pembukaan turnamen Piala Presiden Esports 2019 di Mall Bali Galeria Kuta, Minggu, 10 Februari 2019.
Menurut Hari, Bekraf melihat ini sebagai potensi yang patut untuk dikembangkan. Peluang itu untuk mengubah dari negara konsumen menjadi negara yang produktif.
"Salah satunya melalui e-sport ini. Jadi kita bentuk tim-tim, karena nanti di Sea G
ames akan jadi olahraga resmi. Ini the next carrier. Kita punya kepentingan menciptakan banyak tim-tim itu," paparnya.
Di sisi lain, Hari mengaku lembaganya juga berkepentingan untuk mengangkat game-game lokal di kancah internasional. Hanya saja, sebelum menuju ke arah itu, penting untuk melakukan penguatan terhadap ekosistemnya terlebih dahulu.
"Kita bangun dulu ekosistemnya. Ada gamers-nya, ada penyelenggaranya, ada penyedia jasanya, industrinya dan lain sebagainya. Piala Presiden Esports 2019 ajang membangun ekosistem itu," kata dia.
Setiap tahun, Hari melanjutkan, lembaganya selalu mempromosikan game-game lokal di kancah internasional. Beberapa game-game lokal itu dilirik oleh investor global untuk dikembangkan.
Hanya saja, Hari mengakui jika pertumbuhan game lokal di Indonesia masih cukup rendah.
"Kita memang masih sedikit, growth-nya 8 persen. Bagaimana agar Indonesia bisa exelence? Kita jangan buat game yang orang luar negeri sudah buat. Kita buat game yang mengangkat kearifan lokal seperti game tahu bulat, game pocong yang sudah dipromosikan. Itu punya karakter dan keunikan," papar dia.
Ia yakin karya anak bangsa tak kalah bersaing dengan ciptaan bangsa lain. "Salah satu produk lokal Indonesia asal Bandung sekarang ada di PS4. Tiga bulan lounching pada tahun lalu pendapatannya langsung naik menjadi US$1,5 juta. Kita ingin dorong hal itu. Kita punya potensi," kata Hari.
Tidak ada komentar